Penulis buku ternama, Thomas Cahill, menghembuskan nafas terakhirnya di Apartemennya di Manhattan kemarin, Selasa (18/10). Thomas Cahill dikenal dikalangan penulis dan masyarakat literasi sebagai penulis sejarah dengan buku yang cukup laris, diantaranya berjudul “Bagaimana Peradaban Terselamatkan Irlandia” dan “Desire of the Everlasting Hills”.
Dimasa aktifnya, Cahill banyak meneliti tentang bahasa kuno dan sistem kepercayaan masyarakat. Sejak keci di kota New York, Cahill rajin menghadiri sekolah keagamaan, Jesuit, dan gemar mempelajari alkitab, filsafat dan sastra klasik.
Cahill menulis dua buku bersama istrinya, Susan Cahill, pada awal 1970-an. Tapi dia lebih banyak dikenal pada pertengahan 1990-an dengan jutaan penjualan buku; “Bagaimana Peradaban Diselamatkan Irlandia”. Banyak yang tercengang dengan karyanya, apalagi dia berhasil menyajikan teks-teks kuno tentang kekaisaran Romawi.
Cahill adalah seorang otodidak, dan tulisannya cukup banyak yang menggambarkan tradisi mayoritas masyarakat Irlandia. Seorang kritikus dari The New York Times, Richard Bernstein, dalam satu kesempatan ditahun 1995 menyebut tulisan Cahill itu tajam namun tidak pernah terlalu serius.
“Dan bahkan ketika kesimpulannya tidak sepenuhnya persuasif, namun dengan bukti yang disajikan, pendapatnya selalu masuk akal dan menarik,” tulisa Bernstein.
Seperti dilansir, New York Times, bukunya tentang Irlandia merupakan bagian dari apa yang disebutnya sebagai seri “Hinges of History”, tinjauan luas dan istimewa tentang peradaban Barat dan momen-momen yang dia yakini sebagai titik balik.
“Ada sebuah narasi tentang bagaimana kita menjadi orang seperti sekarang ini. “Desire of the Everlasting Hills” berfokus pada Perjanjian Baru dan kehidupan Yesus, serta tulisan dalam “Sailing the Wine Dark Sea” yang berisi tengang kehidupan orang Yunani kuno,” tulis Assosiated Press.
“Tentu saja, ada banyak ketidaktahuan, seperti yang ada di setiap zaman,” katanya kepada AP pada tahun 2006. “Tetapi kemajuan yang kita kaitkan dengan Renaisans dalam seni, sains, pendidikan, beasiswa, linguistik, dan bahkan eksperimen politik semuanya berlangsung di Abad Pertengahan.”
Selain menulis sejarah, Cahill adalah koresponden pendidikan untuk Times of London dan kontributor untuk Los Angeles Times Book Review. Dia mengajar di Queens College, Fordham University, dan Seton Hall University, dan menjabat selama beberapa tahun sebagai direktur penerbitan keagamaan di Doubleday, yang merilis sebagian besar karyanya, termasuk yang terbaru tahun 2013, berjudul “Heretics and Heroes.”
Cahill mengambil jurusan sastra klasik dan filsafat abad pertengahan di Universitas Fordham, dan menerima gelar master dalam film dan sastra dramatis dari Universitas Columbia. Tetapi pendekatannya terhadap buku-bukunya sebagian dibentuk oleh latar belakang Yesuitnya. [TNY/AP/Sut-BM/foto:istimewa]
DAPATKAN BUKU-BUKU BERMUTU DI PAGE KAMI :
BUKU MANIA STORE